Kota Yogyakarta dikenal dengan kota yang selalu hidup. Banyak aktivitas yang dilakukan pada malam hari. Kota Yogyakarta selalu hidup setiap saat, bahkan semakin malam kehidupan di Yogyakarta semakin asyik. Jika Anda ingin menikmati kota Yogyakarta pada malam hari, tidak ada salahnya untuk datang dan bersantai sambil menikmati suasana sekitar di beberapa tempat di bawah ini.

Tugu Yogyakarta

Tugu Yogyakarta merupakan salah satu ikon dan landmark kota Yogyakarta yang sangat populer di kalangan wisatawan. Banyak yang menjadikan tempat ini sebagai tempat bersantai dan bercengkrama bersama kawan-kawan maupun keluarga. Banyak juga yang memilih mengabadikan momen untuk berfoto di tugu yang berdiri di jantung kota Yogyakarta. Lokasi tugu Yogyakarta ada di tengah perempatan antara Jalan Mangkubumi, Jalan Diponegoro, Jalan AM. Sangaji, dan Jalan Jenderal Sudirman. Lokasi ini begitu ramai pada malam hari dan menjadi daya tarik tersendiri bagi siapapun yang datang ke sini.

Jalan Malioboro

Siapa yang tidak mengenal Jalan Malioboro saat berkunjung ke Yogyakarta. Jalan Malioboro merupakan jalan paling legendaris dan paling populer di Yogyakarta. Deretan pedagang kaki lima dan deretan toko-toko pernak-pernik, pakaian, dan gerai makanan turut mewarnai kehidupan di jalan Malioboro ini. Jalan Malioboro tidak pernah sepi dari pengunjung dan selalu ramai dikunjungi. Bahkan banyak yang mengatakan jika datang ke Yogyakarta belum lengkap rasanya jika belum mampir ke jalan yang satu ini.

Titik Nol Kilometer

Tempat menarik selanjutnya dan menjadi spot asyik di kota Yogyakarta ialah titik nol kilometer. Lokasi tempat ini berada di ujung jalan Malioboro yang terdapat di Perempatan Kantor Pos Besar. Lebih tepatnya berada di titik pertemuan empat jalan, yaitu Jalan Jenderal Ahmad Yani, Jalan KH. Ahmad Dahlan, Jalan Trikota, dan Jalan Senopati. Bagi kamu yang datang ke sini pada malam hari, bisa duduk-duduk santai sambil menikmati makanan atau minuman yang dijual di sekitar, seperti wedhang ronde, sate ayam, dan lainnya.

Alun-alun Kidul (Alun-alun Selatan)

Alun-alun Kidul sering disingkat dan disebut dengan nama Alkid merupakan sebuah lapangan yang lokasinya ada di bagian selatan kompleks Keraton Ngayogyakarta. Jika Anda datang ke Alkid pada malam Minggu atau malam hari libur, tempat ini akan sangat ramai dengan pengunjung. Banyak pedaganag dan warung jajanan yang bisa menjadi referensi untuk menemani Anda menikmati suasana di alun-alun kidul. Jajanan khas yang ada di sana di antaranya seperti wedhang ronde, jagung bakar, warung makan lesehan, dan lainnya. Anda juga bisa menyewa sepeda hias dan berkeliling alun-alun sebanyak satu putaran. Dijamin liburan Anda akan berkesan jika datang ke tempat ini.

Alun-alun Utara

Alun-alun Utara sering disingkat dan disebut dengan Altar. Lokasinya berada di bagian utara KeratonNgayogyakarta, lebih tepatnya berada persis di depan Keraton Ngayogyakarta bagian depan. Meski tidak seramai dengan Alkid, Altar juga memiliki tempat yang luas dan cocok untuk bersantai dan berkumpul dengan kawan maupun keluarga sambil menikmati suasana di sekitar. Anda juga bisa menikmati jajanan wedhang ronde, jagung bakar, dan lainnya yang juga ada di Altar. Selain itu, tempat ini juga kerap dijadikan sebagai tempat Sekaten dan tempat diselenggarakannya pasar malam Sekaten. Banyak sekali arena permainan, penjual makanan dan minuman, serta berbagai pakaian dan pernak-pernik yang ada saat dilaksanakan pasar malem Sekaten.

Banyak keunikan yang bisa dirasakan di kota Yogyakarta. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya destinasi tempat wisata dan animo masyarakat atau wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta. Yogyakarta tidak melulu soal tempat wisata, tetapi bagi Anda yang mencari hal berbeda di Yogyakarta, Anda bisa mencari kuliner khas yang dijamin rasanya juga tidak mengecewakan di lidah. Siapa yang tidak mengenal mie ayam, makanan berbahan dasar mie dan ayam itu hampir ada di setiap daerah. Bagi pecinta mie ayam, Anda dapat menemukan dan mencicipi beberapa mie ayam yang sudah sangat terkenal di Yogyakarta. Berikut ini  beberapa tempat makan mie ayam yang wajib Anda dicoba sat berkunjung ke Yogyakarta.

Mie Ayam Goreng Mekaton

Mungkin mie ayam Mekaton ini adalah salah satu pelopor mie ayam goreng di Yogyakarta dan menjadi salah satu mie ayam yang populer di Yogyakarta. Lokasinya berada di jalan Kebon Agung, Margokaton, Seyegan, kabupaten Sleman, DI. Yogyakarta. Tekstur mie yang lembut dan kenyal serta bentunya yang agak besar-besar membuat cita rasa mie ayam Mekaton memiliki keunikan sendiri, kemudian ditambahan potongan daging ayam dan sawi hijau maupun sawi hijau. Bagi Anda yang ingin mencicipi mie ayam goreng Mekaton ini harus bersabar mendapatkannya, karena antrian yang cukup banyak. Selain itu, warung mie ayam ini biasanya tutup cepat dan tidak sampai malam, antara pukul 09.00 hingga pukul 15.00 WIB.

Mie Ayam Hijau Tunggal Rasa

Warung mie ayam yang ada di jalan Serma Taruna Ramli daerah Kota Baru ini bernama Warung Mie Ayam Hijau Tunggal Rasa. Letaknya tepat bersampingan dengan SD Ungaran, sehingga banyak yang mengatakan bahwa mie ayam Tunggal Rasa dengan mie ayam Ungaran. Uniknya, menu unggulan di warung ini ialah menu mie ayam hijau, yaitu mie yang berwarna hijau dan dimakan dengan mangkok pangsit yang menjadi tempat mie ayamnya. Untuk masalah harga, Anda tidak perlu khawatir. Harga paling murah yang ditawarkan di warung ini ialah Rp7.000,00/porsi sampai harga Rp13.000,00/porsi. Buka setiap pukul 09.00 sampai pukul 17.00 WIB. Jadi, jangan lupa bagi Anda yang bertandang ke Yogyakarta untuk mampir ke warung ini dan mencicipi mie ayam hijau dengan mangkok pangsit yang bisa dimakan.

Mie Ayam Bu Tumini

Mie Ayam Bu Tumini adalah salah satu mie ayam yang populer di Yogyakarta. Lokasinya ada di Jalan Imogiri, Giwangan, Yogyakarta. Letaknya tidak jauh dari terminal Giwangan atau pasar Giwangan. Keunikan dari mie ayam Bu Tumini ini ialah kuah kental berwarna cokelat yang rasanya manis dan gurih. Selain itu, porsi mie ayam juga besar dengan taburan potongan ayam yang juga tidak kalah banyak. Anda bisa menambahkan topping ceker sebagai penambah kenikmatan saat menyantap mie ayam ini. Warungnya juga sangat ramai didatangi pengunjung. Warung Bu Tumini tidak membuka cabang dan bangunan warung yang digunakan hanya berbentuk sederhana sehingga menambah keunikan tersendiri.

Mie Ayam Sendowo

Warung mie ayam Sendowo ini dimiliki oleh Pak Wiyono yang sudah ada ejak 1984. Mie ayam Sendowo terkenal dengan porsi “kuli”, karena porsi yang dihidangkan cukup banyak dan mengenyangkan. Lokasi warung mie ayam Sendowo ini ada di Sendowo, Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DI. Yogyakarta, tidak jauh dari kampus teknik UGM. Warung mie ayam Sendowo ini buka setiap hari sekitar pukul 10.00 hingga sore hari.

Yogyakarta sangat terkenal dengan tempat wisatanya yang unik dan menarik untuk dikunjungi. Tidak heran jika Yogyakarta selalu menjadi destinasi utama wisatawan yang ingin berlibur. Tidak hanya tempat wisata, Yogyakarta juga memiliki banyak wisata kuliner yang wajb dicicipi oleh pengunjung yang datang ke Yogyakarta. Jika Yogyakarta sudah sangat terkenal dengan makanan khasnya seperti bakpia, gudeg, oseng-oseng mercon, dan lainnya, cobalah sekali-kali Anda mencicipi makanan khas Gunung Kidul, yaitu salah satu kabupaten di provinsi DI. Yogyakarta yang juga memiliki banyak wisata kuliner. Kuliner khas Gunung Kidul juga tidak kalah enak dan patut dicoba jika Anda menginginkan rasa yang unik dan beda dari makanan yang lainnya. Berikut ini akan diulas beberapa makanan khas Gunung Kidul yang wajib Anda cicipi.

Gatot

Gatot adalah makanan tradisional khas Gunung Kidul dan kenal dengan makanan wong cilik (re: rakyat kecil). Bahan dasar gatot ialah berasal dari singkong yang disimpan lama dan dikeringkan, kemudian direndam menggunakan kapur sirih dan dikeringkan kembali dengan proses penjemuran ulang. Jika sudah kering, gatot mentah kemudian dikukus hingga matang selama 2 jam. Gatot yang sudah matang sudah bisa disantap dengan taburan kelapa parut. Warna gatot yang sudah matang ialah cokelat kehitam-hitaman dengan rasa yang gurih, terkadang sedikit pahit tetapi rasa tersebut adalah rasa khas yang dihasilkan dari makanan gatot.

Nasi Thiwul

Nasi thiwul adalah makanan khas Gunung Kidul yang bahan dasarnya juga berasal dari singkong. Pembuatannya hampir sama dengan gatot, hanya saja singkong yang sudah dikeringkan kemudian dikukus dan ditumbuk sehingga menyerupai nasi. Nasi thiwul ini bisa dimakan langsung dengan ditaburi parutan kelapa atau bisa juga disantap menggunakan lauk pauk yang cocok seperti sambal bawang, oseng-oseng daun melinjo pedas, bihun goreng, ataupun makanan lainnya.

Walang Goreng

Walang goreng adalah kuliner khas Gunung Kidul yang terbilang ekstrim, sebab walang sendiri dalam bahasa Indonesia berarti hewan belalang. Walang goreng atau belalang goreng adalah makanan khas yang digoreng dan memiliki protein dan gizi yang tinggi. Bumbu walang goreng ini pun juga sederhana, hanya ketumbar, bawang putih, dan garam. Banyak wisatawan yang memburu oleh-oleh walang goreng untuk obat ataupun sekedar buah tangan khas Yogyakarta. Selain itu, walang goreng dikemas dalam satu toples sehingga mudah untuk dibawa ke mana saja. Satu toples walang goreng bisa bertahan hingga satu mingguan. Rasa yang ditawarkan juga bervariasi, seperti original, pedas, dan manis. Cita rasanya ialah gurih, banyak pula yang mengatakan bahwa walang goreng hampir memiliki rasa yang sama dengan udang saat dimakan.

Jangan Lombok Ijo atau Sayur Lombok Ijo

Jangan dalam bahasa Indonesia berarti sayur, lombok berarti cabai, dan ijo berarti hijau. Makanan khas Gunung kidul ini terbuat dari tempe yang dipotong kecil-kecil kemudian ditambah dengan irisan cabai hijau yang sangat banyak dengan kuah santan kental. Cita rasa dari sayur lombok ijo ini ialah gurih, manis, dan pedas. Biasanya sangat cocok dihidangkan saat masih panas bersama nasi yang juga baru masak.

Sego Abang

Sego dalam bahasa Indonesia berarti nasi dan abang dalam bahasa Indonesia berarti merah, jadi sego abang adalah makanan khas Yogyakata berupa nasi merah. Sego abang adalah makanan yang asalnya dari beras merah. Sego abang memiliki gizi yang tinggi. Banyak petani di Gunung Kidul yang memanem beras merah, sehingga makanan ini banyak dikunjungi di daerah Gunung Kidul. Sego abang sebenarnya hampir sama dengan nasi putih, hanya warnanya saja yang berbeda. Sego abang ini cocok diliwet dan disantap dengan hidangan yang juga menggoda seperti sayur lombok ijo, oseng pedas kulit melinjo, dan lainnya.

Yogyakarta memang bukan hanya terkenal dengan tempat wisatanta yang eksotis, tetapi juga makanan khas Jogja atau kuliner Jogja yang juga wajib dicicipi para wisatawan. Liburan atau berwisata ke kota Yogyakarta memang belum lengkap rasanya jika tidak membawa buah tangan untuk orang-orang terdekat di tempat asal kita. Jika wisatawan mencari sesuatu yang khas atau oleh-oleh khas Yogyakarta yang dapat dibawa pulang, berikut ini ada beberapa makanan khas atau oleh-oleh yang bisa dibawa pulang dengan mudah, karena pengemasannya yang tidak begitu rumit dan mudah untuk dibawa kemana-mana.

Bakpia

Bakpia adalah makanan khas Yogyakarta yang sangat terkenal dan bisa dijadikan oleh-oleh. Bakpia terbuat dari bahan-bahan seperti kacang hijau dan gula yang dibalut dengan tepung, kemudian prosesnya dipanggang hingga menghasilkan tekstur yang keras di bagian luar dan lembut di bagian dalam. Selain rasa kacang hijau, saat ini banyak varian rasa lain yang ditawarkan sesuai selera seperti durian, cokelat, keju, nanas, dan masih banyak rasa lainnya. Satu dus isi bakpia bisa berisi sekitar 20 buah. Biasanya bakpia basah akan tahan paling lama sekitar satu mingguan jika ditaruh di lemari pendingin. Anda bisa menemukan toko oleh-oleh yang menjual bakpia dengan mudah.

Gudeg Kering atau Gudeg Kaleng

Siapa yang tidak mengenal gudeg Jogja? Semua orang pasti hampir mengenal kuliner yang satu ini. Kota Yogyakarta juga dikenal dengan Kota Gudeg karena gudeg adalah makanan khas Yogyakarta dari dulu. Gudeg terbuat dari bahan dasar nangka muda yang dimasak dengan santan hingga berwarna kecokelatan karena dimasak dengan daun jati. Gudeg ini juga biasanya disajikan dengan makanan sandingan seperti krecek, daging ayam kampung yang dibacem, tempe bacem, tahu bacem, dan telur ayam atau telur bebek bacem yang dimasak hingga teksturnya keras dan berwarna cokelat. Cita rasa dari gudeg ini ialah manis bercampur gurih. Gudeg Jogja sebenarnya terdapat beberapa jenis seperti gudeg basah dan gudeg kering. Bagi wisatawan yang ingin membawa pulang gudeg Jogja, bawalah gudeg yang sudah dikemas kalengan atau gudeg kering yang bisa tahan lama. Anda juga bisa menemukannya di tempat-tempat yang menjual oleh-oleh khas Yogyakarta.

Yangko

Yangko adalah makanan khas Yogyakarta yang terbuat dari adonan tepung ketan dan dibalut dengan tepung gula. Rasa dari yangko sendiri ialah manis dan gurih dengan tekstur yang lembut dan kenyal. Bentuk yangko biasanya kotak atau persegi dengan warna yang sangat bervariasi, seperti kuning, merah, biru, hijau, dan warna lainnya. Yangko dapat dijadikan oleh-oleh alternatif yang patut Anda coba saat berkunjung ke Yogyakarta.

Geplak

Geplak atau kue geplak adalah kue tradisional khas Yogyakarta yang terbuat dari adonan kelapa parut, tepung beras, dan gula yang diolah menjadi satu. Cita rasa dari geplak ialah manis dan gurih dengan varian warna yang beragam seperti cokelat, hijau, merah, dan lainnya. Bentuk geplak seperti bulatan yang tidak sempurna dan kecil-kecil. Anda bisa menemukannya di setiap toko yang menjual makanan khas Yogyakarta.

Cokelat Monggo

Cokelat Monggo adalah makanan khas Yogyakarta yang belum lama menjadi banyak incaran para wisatawan karena keunikan cita rasa maupun kemasannya. Cokelat Monggo adalah cokelat lokal asli Indonesia yang bercita rasa Belgia atau memiliki rasa internasional. Cokelat Monggo menawarkan beberapa varian rasa, seperti white chocolate, caramello, macademia, marzipan, dan lainnya. Cokelat Monggo dapat dimasukkan ke dalam daftar oleh-oleh yang akan dibeli saat Anda berlibur ke kota Yogyakarta.