Pada tulisan sebelumnya sudah ada beberapa objek wisata menarik di sekitar candi Prambanan, selanjutnya tempat berikut ini juga akan membahas mengenai objek wisata menarik di sekitar candi Prambanan sebab banyak sekali wisata yang terdapat di sekitar candi Prambanan. Berikut ini merupakan beberapa tempat yang bisa Anda kunjungi saat berwisata ke Yogyakarta atau saat Anda melakukan wisata ke Candi Prambanan, Anda bisa mampir ke tempat-tempat berikut ini.

Candi Banyunibo

Candi Banyunibo berada di dusun Cepit, desa Bokoharjo, kecamatan Prambanan, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Untuk pengunjung yang akan melihat keindahan dan keunikan candi Banyunibo bisa membayar tiket masuk sebesar Rp2.000,00/orang. Candi Banyunibo sendiri memiliki satu bangunan candi induk yang arahnya menghadap ke barat dan memiliki enam bangunan candi pewara atau candi kecil sebagai candi pendamping yang letaknya sebelah timur dan selatan dari candi induk. . Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-9 yaitu pada masa pemerintahan kerajaan Mataram Kuno. Ciri khas candi Banyunibo salah satunya terdapat stupa di bagian atas candi yang merupakan ciri khas dari agama Buddha. Candi ini juga awalnya ditemukan dalam keadaan runtuh yang kemudian digali dan mulai diteliti tahun 1940. Candi Banyunibo masih sangat jarang diketahui dan dikunjungi oleh wisatawan karena belum terlalu tereksplor dibandingkan dengan candi-candi besar lainnya yang sama-sama berada di satu kawasan, seperti candi Prambanan dan candi Ratu Boko.

Situs Arca Gupolo

Pengunjung yang kebetulan sedang melakukan perjalanan ke candi Prambanan, atau bahkan sedang berkunjung ke candi Ijo dan candi Barong bisa datang ke sebuah situs yaitu Situs Arca Gupolo. Situs yang terletak di dekat candi Ijo dan candi Barong ini cukup unik dan merupakan kumpulan dari 7 buah arca dalam agama Hindu. Patung Agastya adalah patung yang ditemukan oleh penduduk setempat di area situs tersebut dan kemudian diberi nama Gupolo. Penduduk setempat percaya bahwa Gupolo adalah sebutan untuk arca yang ukurannya raksasa yang biasanya bertugas sebagai penjaga pintu. Situs arca Gupolo ini terletak di dusun Sambirejo, kecamatan Prambanan, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Lokasinya berada di tengah hutan di ketinggian 195 meter di atas permukaan laut. Untuk mencapai lokasi situs ini, pengunjung harus menitipkan kendaraannya di rumah warga kemudian bisa melanjutkan perjalanan yang sedikit mendaki dan menuruni bukit dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang cukup licin.

Candi Barong

Candi Barong merupakan candi dengan corak agama Hindu dan berada di sisi tenggara komplek candi Ratu Boko. Candi ini terletak di bukit bernama Batur Agung pada ketinggian kurang lebih 199 meter dari permukaan laut. Lokasi candi Barong ada di Dusun Candisari, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Barong diperkirakan dibangun pada abad ke-9 dan merupakan peninggalan kerajaan Medang pada periode Mataram. Untuk menikmati candi Barong ini, pengunjung akan dikenakan tarif sebesar Rp5.000,00/orang untuk wisatawan domestik dan Rp10.000,00/orang untuk wisatawan mancanegara. Jam operasional candi Barong dibuka setiap hari pukul 07.00 hingga pukul 17.00 WIB.

Candi Kalasan

Candi Kalasan sering disebut juga dengan sebutan candi Tara karena bangunan candi ini konon dipersembahkan untuk Dewi Tara. Candi Kalasan berada di Jalan Raya Yogya – Solo, Suryatmajan, Danurejan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Kalasan ini memang belum terlalu populer dibandingkan dengan candi lain yang berada di sekitar Prambanan. Candi ini merupakan candi Budha tertua di Yogyakarta. Pengunjung akan dikenakan tarif Rp5.000,00/orang, sedangkan jam operasional dibuka setiap hari pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB.

Siapa yang tidak mengenal kemegahan candi Prambanan? Candi tercantik di dunia selalu menjadi destinasi utama pengunjung wisatawan di Yogyakarta. Akan tetapi, siapa sangka jika di sekitar candi Prambanan juga terdapat beberapa objek wisata yang tidak kalah menarik dan bisa menambah daftar kunjungan Anda selama berwisata ke Yogyakarta. Berikut ini merupakan beberapa tempat wisata yang lokasinya berada di sekitar candi Prambanan.

Candi Ijo

Candi Ijo ini merupakan kompleks candi Hindu yang lokasinya berada kurang lebih empat kilometer ke arah tenggara dari candi Ratu Boko atau kurang lebih sekitar 18 kilometer dari arah timur pusat kota Yogyakarta. Alamat lengkap candi Ijo berada di Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Ijo memiliki hamparan rumput hijau yang luas, sehingga waktu yang cocok untuk mengunjungi candi ini ialah saat pagi hari atau sore hari. Bagi pengunjung yang akan menikmati wisata candi Ijo dikenakan tarif sebesar Rp5.000,00/orang, sedangkan jam operasional candi Ijo ialah pukul 06.00 hingga pukul 17.00 WIB setiap hari. Anda bisa menikmati sunset yang indah dan duduk di atas hamparan rumput hijau yang luas.

Candi Ratu Boko

Wisata selanjutnya juga tidak kalah menarik, yaitu candi Ratu Boko. Candi ini berada di dataran tinggi, sehingga pemandangan di sekitar candi akan terlihat dengan jelas. Lokasi candi Ratu Boko ada di Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kompleks candi Ratu Boko ini bisa dibilang unik dan cocok digunakan untuk berfoto. Untuk menikmati wisata candi Ratu Boko ini, pengunjung berkategori wisatawan lokal akan dikenakan tarif Rp25.000,00/orang, kategori anak kecil usia 4 hingga 6 tahun dikenakan biaya Rp12.500,00/orang, sedangkan wisatawan asing dikenakan tarif USD. 13/orang. Jam operasional wisata candi Ratu Boko ini dibuka setiap hari dari Senin hingga Minggu pukul 06.00 hingga pukul 17.00 WIB.

Tebing Breksi

Siapa sangka jika tempat bekas penambangan batu kapur bisa dijadikan sebagai tempat wisata yang menarik dan dilirik oleh para wisatawan karena penasaran dengan tempat ini. Tebing Breksi dahulu merupakan tempat penambangan batu kapur masyarakay sekitar yang kemudian mendapat larangan dari pihak pemerintah karena tidak boeh melakukan penambangan di daerah tersebut sehingga penambangan dihentikan. Akan tetapi, tempat ini bisa disulap oleh kreativitas masyarakat sekitar menjadi tempat wisata yang unik dan menarik. Alamat lengkap tempat wisata Tebing Breksi berada di Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk jam operasional wisata Tebing Breksi buka setiap hari. Tempat ini cocok digunakan untuk melihat sunset.

Candi Sambisari

Candi Sambisari ini ditemukan secara tidak sengaja oleh seseorang bernama Karyowinangun saat mencangkul di sawah dan cangkul miliknya membentuk sebuah batu besar yang memiliki patahan di permukaannya. Karena penasaran, masyarakat dan Dinas Kepurbakalaan yang mengetahui hal itu kemudian menetapkan tempat tersebut sebagai suaka purbakala. Lokasi candi Sambisari ini berada di Jalan Sambisar Kadirojo, Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk masuk kawasan candi Sambisari, pengunjung dikenakan tarif sebesar Rp5.000,00/orang. Jam operasional candi Sambisari dibuka dari pukul 07.00 hingga pukul 17.00 WIB setiap hari dan tutup pada hari Minggu.

Candi Plaosan

Tempat wisata candi Plaosan berada di Jalan Candi Plaosan, Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Candi yang berada di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah ini merupakan candi Budha yang dibangun oleh Raja Rakai Pikatan dan Sri Kahuluan. Candi Plaosan ini terbagi dua, yaitu candi Plaosan Kidul dan candi Plaosan Lor. Biaya masuk candi Plaosan ialah sebesar Rp5.000,00/orang, sedangkan jam operasional dibuka pukul 08.00 hingga pukul 17.00 WIB setiap hari.

Candi Banyunibo

Candi Banyunibo berada di dusun Cepit, desa Bokoharjo, kecamatan Prambanan, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Untuk pengunjung yang akan melihat keindahan dan keunikan candi Banyunibo bisa membayar tiket masuk sebesar Rp2.000,00/orang. Candi Banyunibo sendiri memiliki satu bangunan candi induk yang arahnya menghadap ke barat dan memiliki enam bangunan candi pewara atau candi kecil sebagai candi pendamping yang letaknya sebelah timur dan selatan dari candi induk. . Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-9 yaitu pada masa pemerintahan kerajaan Mataram Kuno. Ciri khas candi Banyunibo salah satunya terdapat stupa di bagian atas candi yang merupakan ciri khas dari agama Buddha. Candi ini juga awalnya ditemukan dalam keadaan runtuh yang kemudian digali dan mulai diteliti tahun 1940. Candi Banyunibo masih sangat jarang diketahui dan dikunjungi oleh wisatawan karena belum terlalu tereksplor dibandingkan dengan candi-candi besar lainnya yang sama-sama berada di satu kawasan, seperti candi Prambanan dan candi Ratu Boko.

Situs Arca Gupolo

Pengunjung yang kebetulan sedang melakukan perjalanan ke candi Prambanan, atau bahkan sedang berkunjung ke candi Ijo dan candi Barong bisa datang ke sebuah situs yaitu Situs Arca Gupolo. Situs yang terletak di dekat candi Ijo dan candi Barong ini cukup unik dan merupakan kumpulan dari 7 buah arca dalam agama Hindu. Patung Agastya adalah patung yang ditemukan oleh penduduk setempat di area situs tersebut dan kemudian diberi nama Gupolo. Penduduk setempat percaya bahwa Gupolo adalah sebutan untuk arca yang ukurannya raksasa yang biasanya bertugas sebagai penjaga pintu. Situs arca Gupolo ini terletak di dusun Sambirejo, kecamatan Prambanan, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Lokasinya berada di tengah hutan di ketinggian 195 meter di atas permukaan laut. Untuk mencapai lokasi situs ini, pengunjung harus menitipkan kendaraannya di rumah warga kemudian bisa melanjutkan perjalanan yang sedikit mendaki dan menuruni bukit dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang cukup licin.

Candi Barong

Candi Barong merupakan candi dengan corak agama Hindu dan berada di sisi tenggara komplek candi Ratu Boko. Candi ini terletak di bukit bernama Batur Agung pada ketinggian kurang lebih 199 meter dari permukaan laut. Lokasi candi Barong ada di Dusun Candisari, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Barong diperkirakan dibangun pada abad ke-9 dan merupakan peninggalan kerajaan Medang pada periode Mataram. Untuk menikmati candi Barong ini, pengunjung akan dikenakan tarif sebesar Rp5.000,00/orang untuk wisatawan domestik dan Rp10.000,00/orang untuk wisatawan mancanegara. Jam operasional candi Barong dibuka setiap hari pukul 07.00 hingga pukul 17.00 WIB.

Candi Kalasan

Candi Kalasan sering disebut juga dengan sebutan candi Tara karena bangunan candi ini konon dipersembahkan untuk Dewi Tara. Candi Kalasan berada di Jalan Raya Yogya – Solo, Suryatmajan, Danurejan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Kalasan ini memang belum terlalu populer dibandingkan dengan candi lain yang berada di sekitar Prambanan. Candi ini merupakan candi Budha tertua di Yogyakarta. Pengunjung akan dikenakan tarif Rp5.000,00/orang, sedangkan jam operasional dibuka setiap hari pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB.

Yogyakarta terkenal dengan wisata candi yang banyak terdapat di kota ini. Pengunjung yang kebetulan sedang melakukan perjalanan ke candi Prambanan, atau bahkan sedang berkunjung ke candi Ijo dan candi Barong bisa datang ke sebuah situs yaitu Situs Arca Gupolo. Situs yang terletak di dekat candi Ijo dan candi Barong ini cukup unik dan merupakan kumpulan dari 7 buah arca dalam agama Hindu. Patung Agastya adalah patung yang ditemukan oleh penduduk setempat di area situs tersebut dan kemudian diberi nama Gupolo. Penduduk setempat percaya bahwa Gupolo adalah sebutan untuk arca yang ukurannya raksasa yang biasanya bertugas sebagai penjaga pintu. Patung atau arcaAgastya ini tingginya sekitar dua meter dan memiliki senjata trisula, yaitu lambang dari ddewa Siwa yang dipegang dengan jelas oleh arca tersebut. Akan tetapi, keadaan arca Agastya ini sebenarnya sudah tidak begitu jelas.

Lain dari pada itu, di dekat situs Gupolo ini ada sebuah mata air jernih yang berupa sumur. Mata air yang bersumber dari sumur itu biasanya masih digunakan oleh penduduk setempat untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Meskipun sedang musim kemarau, mata air tersebut tidak pernah kering. Situs arca Gupolo ini terletak di dusun Sambirejo, kecamatan Prambanan, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Lokasinya berada di tengah hutan di ketinggian 195 meter di atas permukaan laut. Untuk mencapai lokasi situs ini, pengunjugn harus menitipkan kendaraannya di rumah warga kemudian bisa melanjutkan perjalanan yang sedikit mendaki dan menuruni bukit dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang cukup licin. Terdapat juga patok penyangga yang memiliki empat tulisan di dalamnya dengan menggunakan bahasa Belanda, bahasa Indonesia dengan ejaan lama, dan bahasa Jawa Kuno. Adanya nomor registrasi yang terdapat dalam situs ini diduga bahwa bangunan tersebut berada di masa pendudukan Belanda saat itu.

Selain arca Agastya atau Gupolo yang berukuran raksasa, ada pula di sekililing kedua arca besar tersebut beberapa arca kecil dengan keadaan posisi duduk bersila. Terdapat patung atau arca Ganesha yang keadaannya sudah sangat memprihatinkan karena kepalanya sudah dipenggal dan sudah hilang detail ukirannya. Bukan hanya arca Ganesha saja, tetapi beberapa arca-arca kecil lainnya juga dalam kondisi yang memprihatinkan, yaitu bentuk kepalanya yang sudah tidak ada karena dipenggal. Menurut cerita yang beredar pula, Gupolo pada zaman dahulu adalah seorang Maha Patih dari Kerjaan Ratu Boko, yang pada saat itu adalah ayah dari Roro Jonggrang. Lain dari itu, dalam mitologi Hindu, Maha Resi Agastya adalah seorang resi yang digambarkan sangat sakti dan disegani.

Penduduk setempat juga menyayangkan keberadaan arca Gupolo yang seolah dilupakan dan tidak mendapatkan perhatian. Penduduk setempat juga memaparkan bahwa dulu situs arca Gupolo ini diberikan bangunan atap pelindung yang terbuat dari seng untuk melindungi arca-arca tersebut. akan tetapi, karena faktor cuaca dan perjalanan waktu, atap pelindung tersebut sudah rusak saat ini dan hanya tinggal konstruksi bangunan patok penyangga di beberapa sisi dekat arca-arca tersebut. patok penyangga tadi lah yang terdapat tulisan dalam bahasa Belanda, Jawa Kuno, dan Indonesia dalam ejaan lama. Keunikan lainnya yang terdapat di situs arca Gupolo ini karena keberadaannya berada di tengah-tengah lahan kapur yang tandus, tetapi karena adanya sumber mata air jernih yang berasal dari sumur, masyarakat tidak merasa kekeringan. Selain itu, udara di sekitar situs arca Gupolo ini cukup sejuk karena berada di tengah hutan dan memiliki pemandangan bukit yang menarik di antara lebatnya daun-daun yang tumbuh rindang.