Yogyakarta terkenal dengan wisata candi yang banyak terdapat di kota ini. Pengunjung yang kebetulan sedang melakukan perjalanan ke candi Prambanan, atau bahkan sedang berkunjung ke candi Ijo dan candi Barong bisa datang ke sebuah situs yaitu Situs Arca Gupolo. Situs yang terletak di dekat candi Ijo dan candi Barong ini cukup unik dan merupakan kumpulan dari 7 buah arca dalam agama Hindu. Patung Agastya adalah patung yang ditemukan oleh penduduk setempat di area situs tersebut dan kemudian diberi nama Gupolo. Penduduk setempat percaya bahwa Gupolo adalah sebutan untuk arca yang ukurannya raksasa yang biasanya bertugas sebagai penjaga pintu. Patung atau arcaAgastya ini tingginya sekitar dua meter dan memiliki senjata trisula, yaitu lambang dari ddewa Siwa yang dipegang dengan jelas oleh arca tersebut. Akan tetapi, keadaan arca Agastya ini sebenarnya sudah tidak begitu jelas.
Lain dari pada itu, di dekat situs Gupolo ini ada sebuah mata air jernih yang berupa sumur. Mata air yang bersumber dari sumur itu biasanya masih digunakan oleh penduduk setempat untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Meskipun sedang musim kemarau, mata air tersebut tidak pernah kering. Situs arca Gupolo ini terletak di dusun Sambirejo, kecamatan Prambanan, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Lokasinya berada di tengah hutan di ketinggian 195 meter di atas permukaan laut. Untuk mencapai lokasi situs ini, pengunjugn harus menitipkan kendaraannya di rumah warga kemudian bisa melanjutkan perjalanan yang sedikit mendaki dan menuruni bukit dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang cukup licin. Terdapat juga patok penyangga yang memiliki empat tulisan di dalamnya dengan menggunakan bahasa Belanda, bahasa Indonesia dengan ejaan lama, dan bahasa Jawa Kuno. Adanya nomor registrasi yang terdapat dalam situs ini diduga bahwa bangunan tersebut berada di masa pendudukan Belanda saat itu.
Selain arca Agastya atau Gupolo yang berukuran raksasa, ada pula di sekililing kedua arca besar tersebut beberapa arca kecil dengan keadaan posisi duduk bersila. Terdapat patung atau arca Ganesha yang keadaannya sudah sangat memprihatinkan karena kepalanya sudah dipenggal dan sudah hilang detail ukirannya. Bukan hanya arca Ganesha saja, tetapi beberapa arca-arca kecil lainnya juga dalam kondisi yang memprihatinkan, yaitu bentuk kepalanya yang sudah tidak ada karena dipenggal. Menurut cerita yang beredar pula, Gupolo pada zaman dahulu adalah seorang Maha Patih dari Kerjaan Ratu Boko, yang pada saat itu adalah ayah dari Roro Jonggrang. Lain dari itu, dalam mitologi Hindu, Maha Resi Agastya adalah seorang resi yang digambarkan sangat sakti dan disegani.
Penduduk setempat juga menyayangkan keberadaan arca Gupolo yang seolah dilupakan dan tidak mendapatkan perhatian. Penduduk setempat juga memaparkan bahwa dulu situs arca Gupolo ini diberikan bangunan atap pelindung yang terbuat dari seng untuk melindungi arca-arca tersebut. akan tetapi, karena faktor cuaca dan perjalanan waktu, atap pelindung tersebut sudah rusak saat ini dan hanya tinggal konstruksi bangunan patok penyangga di beberapa sisi dekat arca-arca tersebut. patok penyangga tadi lah yang terdapat tulisan dalam bahasa Belanda, Jawa Kuno, dan Indonesia dalam ejaan lama. Keunikan lainnya yang terdapat di situs arca Gupolo ini karena keberadaannya berada di tengah-tengah lahan kapur yang tandus, tetapi karena adanya sumber mata air jernih yang berasal dari sumur, masyarakat tidak merasa kekeringan. Selain itu, udara di sekitar situs arca Gupolo ini cukup sejuk karena berada di tengah hutan dan memiliki pemandangan bukit yang menarik di antara lebatnya daun-daun yang tumbuh rindang.