Kota Yogyakarta terkenal akan budayanya yang masih kental dan masih memegang teguh nilai-nilai luhur. Pengunjung yang akan berwisata ke Yogyakarta dan ingin menikmati suasana lain yang ditawarkan oleh kota ini, bisa datang ke Desa Wisata Candran yang terletak di Kabupaten Bantul provinsi DIY. Tempat ini menawarkan sesuatu yang baru dari tempat wisata lainnya. Sebagian besar penduduk setempat bermata pencaharian dengan bertani dan berternak menggunakan cara tradisional yang jauh dari kesan modern. Lokasi desa Candran ini berada di Dusun Mandingan, Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Yogyakarta. Pengunjung yang memasuki area desa Candran ini akan disambut oleh penduduk setempat, sehingga budaya Jawa yang kental sangat terasa.
Awal terbentuknya desa wisata Candran ini karena kurangnya kesejahteraan penduduknya yang mayoritas bermata pencaharian dengan bertani. Sang pencetus desa ini adalah mantan lurah Kebonagung yang bernama Kristyo Bintoro. Desa ini semakin berkembang menjadi desa wisata sejak tahun 2003. Seperti yang telah disebutkan, sebagian besar penduduk setempat adalah petani tradisional. Oleh sebab itu, di desa Candran ini terdapat sebuah museum yang dikenal dengan nama Museum Tani Jawa. Di dalam museum tersebut terdapat peralatan lengkap untuk bertani yang cukup lengkap, seperti cangkul, gathol, sabit, dan peralatan tani lainnya. Selain itu, peralatan memasak yang masih tradisional seperti talenan, cething, kendhil, munthu, dan lainnya dapat ditemukan di museum ini serta usinya yang sudah mencapai sekitar 50 tahun.
Ada beberapa paket wisata di desa Candran ini, di antaranya paket utama yang ditawarkan adalah kegiatan yang memiliki hubungan dengan aktivitas bertani karena menggambarkan tata kehidupan masyarakat yang agraris di desa Candran ini, seperti membajak sawah dengan kerbau dan menanam padi. Paket lainnya yang mendukung, ialah membatik, membuat berbagai makanan tradisional seperti apem dan cemplon yaitu makanan khas Bantul. Terdapat juga paket bersepeda yang digunakan untuk keliling kampung sambil mengunjungi pusat-pusat pembuatan kerajinan setempat. Ada paket mengarungi kali Opak di Bendung tegal menggunakan perahu naga. Bagi pengunjung yang hobi memancing juga bisa memancing di kali Opak tersebut.
Di desa Candran juga menampilkan seni tradisional yang dapat disaksikan oleh pengunjung, seperti Gejog Lesung, Jathilan, Karawitan, Tari Topeng Tani, dan Nini Thowong. Dari segi budaya atau kebiasaan, di desa ini masih melestarikan budaya kenduri, nyadran, dan wiwitan.
Akses jalan menuju lokasi desa Candran ini sangat mudah. Jaraknya sekitar 16 kilometer dari kota Yogyakarta dengan jarak tempuh kurang lebih 45 menit. Bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan umum, dari terminal Giwangan bisa naik bus jurusan Jogja – Imogiri – Panggang kemudian turun di desa Kebonagung dan berjalan kaki sekitar 500 meter dari pinggir jalan menuju desa wisata Candran ini. Pengunjung yang akan menginap dapat menyewa homestay yang biasanya dapat ditempati hingga enam orang dengan biaya sewa sekitar Rp100.000,00/orang. Biaya sewa penginapan tersebut sudah satu paket dengan makan tiga kali sehari. Area parkir pun disediakan dengan kapasitas 50 mobil, 200 motor, dan 4 buah bus.
Dahulu desa wisata Candran ini merupakan salah satu tempat pembuatan batu bata merah untuk pembangunan makam Sultan Agung di Imogiri. Hal menarik yang dapat dilakukan di desa ini adalah bertani secara tradisional, mengunjungi makam-makam raja-raja Mataram, dan bersepeda mengelilingi kampung serta mampir ke pusat kuliner khas setempat. Jadi, jangan lewatkan desa wisata Candran saat Anda berwisata di Yogyakarta.