Tempat Wisata di Jogja – Nilai Historis di Candi Mendut Magelang – Kota Magelang selalu menjadi tempat yang diburu oleh wisatawan, terutama wisatawan yang memiliki ketertarikan dengan bangunan candi. Di Magelang inilah candi Borobudur, yaitu candi Budha terbesar ada. Letaknya yang tidak jauh dengan Yogyakarta, tempat wisata di Magelang selalu dikaitkan dengan Yogyakarta. Selain candi Borobudur yang terkenal akan kemegahannya, candi yang tidak kalah unik dan berada tidak jauh dari candi Borobudur ialah candi Mendut yang berada sekitar 3 kilometer dari candi Borobudur.
Candi Mendut adalah sebuah candi bercorak Budha yang letaknya di Jalan Mayor Kusen, Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dari Yogyakarta berjarak sekitar 38 kilometer dan sangat mudah untuk diakses. Diperkirakan candi Mendut ini memiliki keterkaitan erat dengan candi Pawon dan Candi Borobudur karena terletak pada satu garis lurus arah utara sampai selatan. Tangga naik dan pintu masuk menghadap ke barat daya, sedangkan atapnya bertingkat tiga dan dihiasi dengan stupa-stupan kecil yang jumlahnya 48 buah dengan tinggi bangunan 26 meter.
Candi Mendut ini buka setiap hari dari pukul 06.00 hingga pukul 17.00 sore. Pengunjung yang datang ke sini akan dikenakan tarif sebesar Rp3.500,00/orang. Bentuk candi Mendut jika dilihat dari kejauhan akan tampak seperti kubus yang bagian atasnya sudah tidak utuh lagi, karena runtuh dan tidak diperbaiki lahi. Candi mendut ini telah mengalami pemugaran sebanyak dua kali. Dasar bangunan candi Mendut terbuat dari batu bata yang dilapisi dengan batu asli. Bangunan candi ini ditemukan tahun 1836 dalam keadaan tertimbun semak belukar dan dibangun pada abad ke-9 masehi oleh dinasti Syailendra.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, candi Mendut memiliki keterkaitan secara historis dengan candi Borobudur dan candi Pawon karena dibangun pada waktu yang hampir bersamaan, pada masa pemerintahan Samaratungga-Pramodhawardani. Selain itu, saat upacara peringatan hari Waisak, penganut ajaran Budha akan melakukan ritual atau serangkaian acara adat Waisak yang diawali di candi Mendut, setelah itu menuju candi Pawon, kemudian puncaknya berada di candi Borobudur.
Keunikan candi Mendut salah satunya terdapat sebuah pohon Bodhi besar dan rindang yang tumbuh koko di halaman candi dan menjadi keyakinana bagi umat Budha bahwa pohon ini menjadi tempat Siddharta Gautama untuk mencapai penerangan yang sempurna. Selain itu, terdapat kompleks Vihara yang berada di sebelahnya turut menambah kekentalan nuansa Budha yang digunakan sebagai tempat ibadah umat Budha dan tempat berkumpul serta belajar para biksu.
Ketika pengunjung mengitari kaki candi, pengunjung akan menemukan sejumlah relief tentang fabel Burung dan Kura-kura, Kera dan Burung Manyar, dan Brahmana dan Kepiting. Relief yang menggambarkan cerita fabel tersebut memiliki pesan moral yang begitu kental bagi wisatawan yang datang ke sini. Kemudian setelag mengitaari kaki candi, pengunjung akan naik ke badan candi dan menemukan 8 relief Bodhisattva dengan berbagai sikap tangan dan ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan relief yang ada di candi Borobudur. Pengunjung kemudian akan masuk lagi ke bilik candi dan menemukan tiga buah arca setinggi masing-masing 3 meter, yaitu arca Dyani Budha Cakyamuni, Budha Avalokitesvara, dan Bodhisattva Vajrapani. Setelah menikmati bagian bilik candi, pengunjung dapat meninggalkan gernbang candi dan melewati sejumlah kios souvenir untuk dijadikan sebagai cindera mata maupun oleh-oleh khas Magelang. Jadi, candi Mendut ini juga cocok digunakan sebagai referensi tempat wisata edukasi yang memiliki nilai historis tersendiri dan patut untuk dilestarikan bersama.